Kerangka metodologi teori Charles Sandres Peirce pada lagu resah payung teduh

 

KAJIAN SENI RUPA DAN DESAIN

LAGU RESAH "PAYUNG TEDUH"

Teoritik metodologi teori Charles Sandres Peirce pada lagu RESAH



Abstract

Seni bahasa pada lagu biasanya dipadukan dengan seni musik yang menyebabkan lagu memiliki nilai estetika yang tinggi. Lirik lagu biasanya pengarang juga memperhatikannya dalam pemilihan kata yang tepat dan memiliki unsur kiasan agar dapat dinikmati oleh pendengar. Selain itu, puisi juga tak kalah bedanya dengan lirik lagu yang memperhatikan pemilihan diksinya untuk menjadikan lirik-lirik puisi ini sangat imajinatif. Setiap diksi yang dipilih pengarang dalam menciptakan karya mengandung sistem tanda yang memiliki arti atau penafsiran yang luas. Penafsiran dalam sistem tanda yang ada di karya sastra memerlukan pendekatan sastra yang sesuai dalam membedahnya, agar penafsirannya sesuai dengan isi pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada pendengar maupun pembaca. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang berusaha untuk menguraikan sumber data yang sudah ditemui dengan narasi yang jelas. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan semiotika dengan teori dari Charles Sanders Pierce yang mendasari dengan konsep trikotomi. Adapun sumber data penelitian ini dari lirik lagu Resah karya Payung Teduh dan puisi Menenangkan Rindu karya M. Aan Mansyur. Tujuan penelitian ini untuk memperlihatkan bagaimana penafsiran terhadap sistem tanda yang dimana memiliki penafsiran yang berbeda-beda, sesuai konteks yang ada.

Kerangka teoritik metodologi  Charles Sandres Peirce dalam analisis lagu "Resah" dari Payung Teduh bisa didasarkan pada beberapa pendekatan teoritis dan metodologis yang mencakup analisis lirik, musik, dan konteks kultural. Berikut adalah kerangka yang dapat digunakan:

Analisis Lirik:

Teori Semiotika: Analisis ini melibatkan pemahaman tanda dan simbol dalam lirik lagu. Kita dapat mengeksplorasi makna di balik kata-kata dan frase yang digunakan dalam lirik "Resah" dan bagaimana mereka menyampaikan perasaan kegelisahan dan kerinduan.

Hermeneutika:Pendekatan ini berfokus pada interpretasi teks. Dengan menggunakan hermeneutika, kita bisa mendalami bagaimana penulis lagu mengungkapkan emosinya dan apa yang mungkin menjadi inspirasi di balik lirik tersebut.

Analisis Musik:

●Teori Musikologi: Analisis ini mencakup struktur musik, melodi, harmoni, dan ritme dalam lagu. Kita dapat melihat bagaimana elemen-elemen musik ini bekerja sama untuk memperkuat tema dan emosi yang diungkapkan dalam lirik.

●Psikologi Musik: Mengkaji bagaimana musik mempengaruhi emosi dan perasaan pendengar. Dalam konteks "Resah", kita bisa meneliti bagaimana aransemen musik dan pemilihan instrumen tertentu mempengaruhi perasaan resah yang ingin disampaikan oleh lagu tersebut.

Analisis Konteks Kultural:

●Sosiologi Musik: Melibatkan studi tentang bagaimana lagu ini mencerminkan atau mempengaruhi budaya dan masyarakat. Analisis ini bisa mencakup peran Payung Teduh dalam scene musik Indonesia dan bagaimana lagu "Resah" diterima oleh pendengarnya.
●Studi Budaya: Meneliti bagaimana lagu ini berinteraksi dengan identitas kultural, tradisi, dan dinamika sosial di Indonesia. Ini termasuk memahami latar belakang sosial-budaya dari para anggota band dan pengaruhnya terhadap musik mereka.

Analisis Performans:

●Teori Performans: Melihat bagaimana lagu ini dibawakan dalam berbagai setting, seperti konser live atau rekaman studio. Analisis ini mencakup aspek-aspek seperti kehadiran panggung, ekspresi vokal, dan interaksi dengan audiens.

Dengan menggabungkan pendekatan-pendekatan ini, kita dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang "Resah" oleh Payung Teduh, baik dari segi lirik, musik, maupun konteks budaya di sekitarnya. Pendekatan interdisipliner ini memungkinkan kita untuk melihat lagu ini sebagai karya seni yang kompleks dan bermakna, serta memahami dampaknya pada pendengar dan masyarakat luas.

Payung teduh

Album debut mereka yang berjudul “Payung Teduh” dirilis pada tahun 2010 dan mendapatkan pujian kritis serta membantu memperkuat kehadiran mereka dalam industri musik. Beberapa lagu populer dari mereka antara lain “Resah,” “Akad,” dan “Untuk Perempuan yang Sedang Dalam Pelukan.”

Lirik

Aku ingin berdua denganmu
Di antara daun gugur
Aku ingin berdua denganmu
Tapi aku hanya melihat keresahanmu
Aku menunggu dengan sabar
Di atas sini, melayang-layang
Tergoyang angin menantikan tubuh itu

Objek

Jika melihat sekilas lirik di atas, tentu saja tak akan ada yang berpikir bahwa makna sebenarnya dari lagu tersebut adalah sebuah pesan kematian.

Dikutip dari idntimenews, berawal dari kisah Comi yang sedang mendaki gunung bersama teman-temannya, ada satu temannya yang menghampiri dan bercerita bahwa ia sedang dirundung masalah cinta, singkat cerita dalam perjalanan pendakian itu temannya menghilang entah ke mana.

Setelah sekian lama comi dan kawan-kawan mencari, akhirnya mereka menemukan temannya dalam keadaan gantung diri. Sungguh nahas, ia memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di pohon dan hanya meninggalkan surat yang menjadi awal terciptnya lirik lagu resah.

“Aku ingin berjalan bersamamu dalam hujan dan malam gelap”. Jika dibaca lirik ini memang terkesan romantis, tapi lirik ini memiliki arti bahwa ia masih ingin bersama dalam keadaan apapun meskipun dalam hujan dan malam yang gelap. Di sini kita bisa memaknai “malam gelap” merupakan konotasi dari dunia lain.

“Tapi aku tak bisa melihat matamu”. Dengan lirik ini kita bisa mengambil kesimpulan, bahwa ada jarak yang membatasi mereka sehingga mereka tidak bisa saling menatap.

“Aku ingin berdua denganmu di antara daun gugur”. Kata gugur merupakan konotasi dari “wafat” . Jadi sebenarnya, masalah cinta dari teman Comi yang bunuh diri adalah ia ditinggal mati oleh sang kekasih. Namun ia masih tetap ingin bersama dengan kekasihnya itu.

“Aku ingin berdua denganmu tapi aku hanya melihat keresahanmu”. Mereka sebenarnya sadar bahwa kebersamaannya mustahil tercipta. Ada batas nyata di antara keduanya, sebuah kematian. Hingga akhirnya hanya ada perasaan resah yang tersisa di dada. Ia resah karena ingin bertemu namun kenyataan berkata lain.

“Aku menunggu dengan Sabar di atas sini melayang-layang”. Dengan lirik ini mulai diperjelas. Seperti yang kita tau, teman comi ditemukan dalam keadaan gantung diri di pohon. Lirik ini jelas menggambarkan bahwa ia telah memutuskan untuk menemui kekasihnya dengan gantung diri.

“Tergoyang angin menantikan tubuh itu”. Ketika ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, mungkin ia juga sudah berpasrah diri. Berharap kematiannya bisa membawanya bertemu kembali dengan sang pujaan hati.

Interpretant

Secara keseluruhan, interpretant dari lagu "Resah" oleh Payung Teduh adalah kompleks dan berlapis-lapis, melibatkan respon emosional, visualisasi mental, dan pemahaman kontekstual yang dihasilkan oleh kombinasi lirik, musik, dan performans. Interpretant ini bervariasi antara pendengar, tergantung pada pengalaman pribadi dan konteks budaya mereka.

Kesimpulan

Lagu "RESAH" ini mengekspresikan kegelisahan,kesedihan,kesepian dan kerinduan.Lirik lirik nya menggambarkan perasaan yang mendalam dan reflektif,menggugah emosi yang sering dialami dalam situasi kehilangan atau pencarian makna.Secara keseluruhan, "Resah" adalah sebuah karya yang kaya akan makna dan emosi, mengajak pendengarnya untuk merenung dan merasakan kedalaman perasaan yang diungkapkan melalui lirik dan musik. Lagu ini menunjukkan kekuatan Payung Teduh dalam menggabungkan elemen-elemen artistik untuk menciptakan pengalaman mendengarkan yang mendalam dan berkesan.

Daftar Pustaka


https://www.semilir.co/makna-dan-kejadian-tragis-di-balik-lagu-resah-payung-teduh/

https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/numera/article/view/9639


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis semiotika Roland Barthes pada lagu Payung teduh "Resah "

Literature review jurnal fotografi dan editing